Gemajustisia.com - Adanya rancangan Peraturan
Rektor tentang Kemahasiswaan yang baru turut menyinggung dinamika politik
kehidupan bermahasiswa. Hal yang paling menjadi sorotan antara lain perihal
penyebutan nama pimpinan lembaga. "Rektor
mungkin kurang kerjaan atau apa ya, sampai harus mengurusi penamaan dari
organisasi mahasiswa," ucap Presiden Mahasiswa BEM NM Fisip, Teddy Berlian
Simanihuruk (19/07). Mahasiswa
Ilmu Politik itu menilai, dinamika politik kampus yang bakal terjadi toh juga
berdasarkan hasil musyawarah dari dalam organisasi mahasiswa masing-masing.
"Jadi rasanya tidak relevan kalau pihak pimpinan kampus atau pihak rektor
harus mengatur sampai ke detail-detail penamaan," tegas Teddy. Ia
menganalogikan seandainya nanti ada dinamika kehidupan bertatanegara yang
terjadi di kalangan mahasiswa. "Bisa jadi berubah menjadi Monarki terus
panggilannya Raja, apakah itu memang kita harus diatur sedemikian rupa sampai
harus dibatasi ruang lingkup politik kampus yang terjadi," ucap Teddy. Presiden
Mahasiswa FISIP yang baru terpilih Juni lalu ini juga mengomentari dengan sinis
rancangan aturan terkait kebebasan mahasiswa dalam berorganisasi. Pada satu
sisi Ucap Teddy, mahasiswa dibebaskan untuk membentuk Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangganya sendiri. Disisi yang lain rancangan peraturan rektor
ini juga memaksakan segala hal harus berpedoman dengan aturan tersebut. "Kami
melaksanakan Sidang Umum Musyawarah, kami tidak mengenal apa itu Pemilihan Umum
Raya atau PEMIRA dan bahkan di DPM, kami bukan dipilih melalui PEMIRA, hanya
delegasi dari Hima-Hima," jelas Teddy. Hal
ini sudah berjalan lama dan tidak ada masalah selama itu. Ia bertanya, kenapa
harus dipaksakan untuk melakukan Pemira berdasarkan rancangan Peraturan Rektor. "Apakah
Rektor tidak melihat musyawarah itu sebagai jalan keluar utama sebelum
voting?" Mahasiswa angkatan 19 mengaku tidak mengerti bagaimana jalan
pikir pihak Universitas. Itu yang membuat BEM NM FISIP akan tetap bertahan
dengan sistem yang ada. Pihaknya
saat ini juga telah memberi saran pada pihak kemahasiswaan. Namun apakah akan
diakomodir, Ia pun tidak dapat memastikan hal tersebut. Teddy menyampaikan BEM
NM FISIP akan siap untuk bertahan seandainya pimpinan nanti akan membekukan
kelembagaannya. Tapi
ia menilai seandainya hal itu terjadi, ini akan mengancam kebebasan akademik
mahasiswa di lembaga masing-masing. "Apakah
memang benar bahwa hari ini tidak boleh terjadi dinamika apapun di kampus? Atau
mungkin pimpinan sudah mulai fasis untuk dikritik dan lain-lain," tutup
Teddy.
Reporter:
Dharma Harisa
0 Comments