Perhimpunan Mahasiswa Tata Negara Gelar Diskusi Terkait Kebijakan penetapan PK Dan Isu Terkait di Fakultas Hukum

Liputan dan Berita
Perhimpunan Mahasiswa Tata Negara Gelar Diskusi Terkait Kebijakan penetapan PK Dan Isu Terkait di Fakultas Hukum

Gemajustisia.com-Perhimpunan Mahasiswa Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Andalas (PMTN FHUA) menyelenggarakan kegiatan forum diskusi dengan tema "Membangun Kesadaran Himpunan Mahasiswa Hukum Terhadap Isu Kampus Demi Sinergitas dan Solidaritas" yang dilaksanakan di Grizz Coffee dan melibatkan berbagai Himpunan Mahasiswa (HIMA) FHUA pada Senin (28/10/2024).

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari bidang Advokasi dan Edukasi Bangsa PMTN, beberapa perwakilan HIMA dan lembaga, serta Ketua BEM FHUA periode 2024/2025. Dalam diskusi yang dihadiri oleh lebih kurang 15 orang ini, PMTN membahas beberapa isu penting terkait sistem penetapan Program Konsentrasi (PK) dan kekerasan seksual di lingkungan kampus.

Perwakilan PMTN, Sopian Arizal menyampaikan keprihatinannya mengenai kebijakan penentuan PK yang saat ini didasarkan pada nilai dengan adanya range nilai untuk melakukan banding. Ia menyoroti bahwa hal ini bisa menjadi kendala bagi mahasiswa yang memiliki bakat atau minat di bidang tertentu namun tidak memenuhi kriteria nilai. Sopian mengusulkan untuk lebih fleksibel dalam kebijakan ini, dengan mempertimbangkan adanya mekanisme tambahan, seperti kajian atau tulisan yang relevan dengan PK yang diambil.

Dari perwakilan International Law Student Association Chapter (ILSA), Teguh Aulia Prinaldi turut merespon hal ini. Menurut pendapatnya ada tiga aspek penting yang harus dipenuhi sebelum melanjutkan perubahan kebijakan, yaitu menjelaskan niat kepada dekanat, menganalisis dampak positif dan negatif, serta menentukan audiens yang tepat untuk audiensi. Menambhakn pendapat Teguh, rekan satu HIMA, M. Alfin Rahman, menyarankan agar dilakukan kajian dan survei mengenai kecemasan mahasiswa angkatan 22 terkait penetapan PK mereka.

Ketua BEM FHUA,  Basthotan Milka menekankan perlunya kesamaan persepsi di antara HIMA mengenai isu ini. Ia mendorong keterlibatan ketua-ketua angkatan untuk memastikan bahwa ini bukan hanya keinginan satu kelompok, melainkan aspirasi seluruh mahasiswa.

Dalam diskusi tersebut juga dibahas mengenai isu kekerasan seksual yang menjadi perhatian serius. M Afid Ardan selaku Kepala Bidang Advokasi PMTN mengusulkan agar HIMA dapat berperan aktif dalam mendukung korban kekerasan seksual, karena sering kali korban merasa tidak ada yang membantu mereka. Sopian Arizal juga sangat menekankan pentingnya kolaborasi untuk menangani isu ini, agar penanganan dan pencegahan kekerasan seksual dapat dilakukan secara efektif. Penutup acara forum diskusi tersebut para peserta berdiskusi bahwa sosialisasi sebaiknya dilakukan secara kolaboratif oleh semua HIMA, untuk memastikan bahwa semua mahasiswa mendapatkan informasi yang komprehensif. Adanya forum diskusi ini menunjukkan komitmen mahasiswa FHUA untuk menciptakan lingkungan akademis yang lebih baik dan mendukung satu sama lain dalam menghadapi berbagai tantangan di kampus.

Reporter: Nayla Rahayu dan Nurul Andini

0 Comments

Leave a Reply